Sebuah Pertanyaan

Malam ini kuberanikan lagi untuk bertanya..
Tentang kamu, tentang rasa yang masih tertinggal atau sudah menjadi abu yang tadinya kau bakar dengan ego tinggimu. Apakah kau masih menginginkanku untuk mengisi ruang yang kala nya usang?  Apakah aku masih diperbolehkan untuk meminjam ragamu untuk mengisi imaji yang ada didalam otakku? Apakah masih ada rasa yang aku mau? Apakah kau masih menyayangiku?

Dengan mudahnya dan dengan singkatnya kau balas dengan balasan : Ya.
Mungkin itu yang kutunggu sejak kau mengatakan bahwa aku tak boleh lagi melibatkanmu dalam imaji indah di otakku. Saat itu jiwaku merasa tersungkur. Seakan jantung berhenti berdetak. Dingin. Seolah darah seketika berhenti berdesir dan seketika membeku. Lalu aku mematung. Tak percaya dengan apa yang ku lihat.

“Sudah cukup ku memandangmu”.
Apakah kau tahu? Sembilan suku kata, 4 kata dalam satu kalimat itu menusuk jantungku.
Apa ini benar dirimu? Dirimu yang dulu sudah tak kutemukan lagi. Kau sudah berbeda. Entah kau bereinkarnasi atau berhalusinasi atau entah kata apa lagi yang dapat menjelaskan betapa aku benar-benar tak mengenal dirimu.

Memang.. Setiap orang pasti berubah. Tapi perubahanmu kali ini sangat mengecewakanku.  Aku tak mengenalimu lagi. Kau seperti bukan dirimu. Kau seperti orang lain.
Aku harus melakukan apa sekarang? Pikiran-pikiran gila dan liar mengitari dinding kepala.

Tahan aku jika kau masih benar ingin aku mempertahankanmu.
Jangan buat aku menyerah dengan semua perlakuan dinginmu.

Tetapi jika meninggalkanku adalah inginmu. Tak apa.
Aku lebih memilih sakit, jatuh tersungkur, menahan perih..
Asal kau benar bahagia.

Aku merelakan perasaanku kau renggut, cintaku kau babat habis, sayangku yang kau sia-siakan.
Tak perlu kau tahu betapa sakitnya aku. Betapa perih dan pilunya aku menahannya.
Mungkin suatu saat nanti kau tahu..
Ada orang yang selalu berusaha untuk mempertahankanmu.
Ada orang yang selalu menunggu kabar darimu ketika kau sibuk dengan teman-temanmu.
Ada orang yang sebegitunya ingin menjaga perasaanmu.
Ada orang yang selalu memprioritaskanmu nomor satu.
Ada orang yang rela menunggu kabarmu sampai tertidur pulas, memimpikan hubungan berjalan lebih baik.
Ada orang yang rela menurunkan gengsinya hanya untuk dapat menanyakan kabarmu terlebih dulu.
Ada orang yang takut menuntut padamu, karena takut kau tersinggung dan marah.
Ada orang yang selalu mendoakanmu dimana pun kau berada.
Ada orang yang rela sakit demi menjaga hubungan denganmu.
Ada orang yang menahan rindunya hanya karena tidak ingin mengganggu kesibukanmu.


Sabarku mulai lelah pada keadaan. Sayangku mulai kandas pada perlakuan. Cintaku mulai luntur karena perkataan. Gairah untuk menungguku hilang karena jalan pikiran.
Cobalah mengerti. Aku yang sakit disini. Aku yang kau abaikan. Aku yang kau campakkan..



-Cyndi Natalia Claresta

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku Hanyalah Kertas Usang

ISTILAH - ISTILAH INTERNET #CNCBlog