Sebuah Pertanyaan
Malam ini kuberanikan lagi untuk bertanya.. Tentang kamu, tentang rasa yang masih tertinggal atau sudah menjadi abu yang tadinya kau bakar dengan ego tinggimu. Apakah kau masih menginginkanku untuk mengisi ruang yang kala nya usang? Apakah aku masih diperbolehkan untuk meminjam ragamu untuk mengisi imaji yang ada didalam otakku? Apakah masih ada rasa yang aku mau? Apakah kau masih menyayangiku? Dengan mudahnya dan dengan singkatnya kau balas dengan balasan : Ya. Mungkin itu yang kutunggu sejak kau mengatakan bahwa aku tak boleh lagi melibatkanmu dalam imaji indah di otakku. Saat itu jiwaku merasa tersungkur. Seakan jantung berhenti berdetak. Dingin. Seolah darah seketika berhenti berdesir dan seketika membeku. Lalu aku mematung. Tak percaya dengan apa yang ku lihat. “Sudah cukup ku memandangmu”. Apakah kau tahu? Sembilan suku kata, 4 kata dalam satu kalimat itu menusuk jantungku. Apa ini benar dirimu? Dirimu yang dulu sudah tak kutemukan lagi. Kau sudah berbeda. Entah kau